Sunday, December 28, 2014

Dawetan - Sapi Yang Bahagia

Dawetan - The Happy Calf

Hari ini hujan seharian di Kalisoka, tentu saja saya tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan saya di The beauty bush of Kalisoka. Tetapi saat saya membuka-buka kembali file lama saya, saya menemukan peristiwa yang menarik untuk saya tulis.  Peristiwa itu adalah "ulang tahun" sapi. Mengapa demikian?

Today is raining all day. I don't have any chance to go out to get my shot in The beauty bush of Kalisoka. So, I opened my old files and I found interesting moment in The beauty bush of Kalisoka and it is called as " Cow birthday party." How come?


Baik, kita dapat melihat sapi pada gambar di atas. Anak sapi yang sehat, gemuk dan besar. Usianya belum ada satu tahun. Sapi itu baru beberapa bulan lahir di muka bumi. Tentu saja pemiliknya bersyukur karena anugrah ini. Bagaimana tidak, sapi dengan jenis ini biasanya memiliki harga puluhan juta saat ia dijual nanti. 

Well, we can see the picture above. It is a healthy calf, fat and big. It is not yet a year old. The calf was just born in a couples months. And as give thanks appreciation, the owner of the calf making the party to celebrate the born. It is because, the calf price can reach millions rupiah when it is sold one day. 

Sejak jaman dahulu kala, penduduk Kalisoka mengenal adat yang bernama "dawetan." Upacara adat ini memiliki tujuan mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas anugrah-Nya dalam bentuk kelahiran anak sapi. Upacara dawetan ini dibuat mirip dengan perayaan kelahiran seorang anak manusia. Lihat saja gambar berikut ini;

From ancient time, the Kalisoka community held a ceremony which is called as "dawetan." The ceremony is held to expressing gratitude to the Almighty for His Grace of birth of the calf. The ceremony of dawetan is look like the celebration of human birth. Look at this picture below; 



Dapat kita lihat di atas, pemilik sapi menyajikan makanan khas upacara kelahiran anak yang disebut dengan "tumpeng." 

We can see from the picture above, the owner of the calf will serve special food for the guests which is called as "tumpeng."


Kita bisa melihat kelengkapan sajian dari makanan tradisional yang terdiri dari nasi yang dibentuk seperti gunung yang disebut dengan tumpeng, nasi yang dibentuk seperti bola yang disebut dengan "golong", bubur merah dan putih yang memiliki rasa manis dan asin, serta bubur hambar. Selain itu, di sekitar tumpeng terhias sayuran berbumbu seperti salad sayur, tetapi sayuran ini berbumbu. Beberapa orang dapat mengganti jenis masakan ini, ada yang menggunakan saus kacang sehingga masakan ini disebut dengan pecel, tetapi ada juga yang menggunakan saus dari kelapa parut yang disebut dengan "gudangan."

We can see the full cuisines of the traditional food which are contained with; rice which was build like mountain. This rice called as "tumpeng", then there are rice which was formed like balls. This rice called as "golong", red porridge, white porridge and also plain white porridge. Furthermore, there will be vegetables salad aroung the "tumpeng." But this is different salad. This salad has different sauce. Some people will use peanuts sauce or coconut sauce. Vegetable salad which using peanuts salad called as "pecel" and vegetable salad which using coconut salad called as "gudangan."


Selain tumpeng, dalam kuliner ini, mereka juga menyajikan pisang emas - pisang yang berukuran kecil dan memiliki rasa yang sangat manis - dan mereka menyajikan minuman wajib yaitu dawet. 

Besides "tumpeng", in this cuisines, the owner of the calf will also serve "gold" banana. This banana has small size and taste so sweet. Then, the most important cuisine which "must" be serve here is "dawet." Dawet is beverage which was made from the flour, palm sugar and coconut milk. 

Lalu, apakah ini benar-benar pesta ulang tahun? Yahhh...kurang lebih demikian. Hanya saya tidak ada acara tiup lilin. Dan pada gambar berikut ini akan terlihat jelas bahwa ini adalah pesta;

Then, is it really a birthday party? Sure... it is a like. The difference is only, no blowing candle season. We can see the guests on the picture below;


Ini benar-benar pesta. Pemilik sapi akan memanggil tetangga-tetangganya untuk datang dan makan bersama dengan mereka. Tidak lupa pula, pemilik sapi akan membagi-bagian uang kepada tamu-tamunya. Uang yang dibagikan kepada tamunya tidak memiliki jumlah yang besar, misalnya berkisar antara Rp 500,- sampai Rp 2000,- tergantung pada kemampuan pemilik sapi.

This is really a party. The owner of the calf will invite the neighbors to come to his house and have meal with them. The owner of the calf will also sharing money to the guests. Usually the amount of the money which will be shared to the guests is about Rp 500,- up to Rp 2000,- depend on the ability of the owner of the calf to prepare the money.

Menarik bukan? Jadi nantikan terus cerita-cerita dari The beauty bush of Kalisoka.

Isn't it interesting? So, keep reading the stories in The beauty bush of Kalisoka.


No comments:

Post a Comment